"Kita pe rindu pa sulawesi nyanda mo abis-abis" ("Rinduku pada sulawesi tidak akan pernah habis"). Perjalanan pertama kali ke Pulau Sulawesi menjadi salah satu kenangan yang paling saya rindukan. Mandat perusahaan menjadi perantara takdir yang mempertemukan saya dengan Sulawesi Utara. Berbekal tiket pesawat Garuda Indonesia yang diberikan perusahaan, saya berhasil menginjakkan kaki di kota Manado. Saat berada di dalam pesawat, saya melihat hamparan hijau dataran tingginya dan hamparan biru lautnya, sungguh indah sekali. Saat mendarat di bandara Sam Ratulangi - Manado, satu kata yang menjadi kesan pertama saya adalah kesejukan, karena udara sekeliling memang terasa sangat segar dan rileks. Merasakan semilir anginnya kota Manado sambil menikmati pemandangan sekitar, di mana di setiap sudutnya terdapat wanita dan pria dengan perawakan tinggi dan putih. Manado memang terkenal sebagai salah satu surganya Indonesia, lokasi yang menyimpan orang-orang yang memiiki kecantikan dan kegantengan yang nyaris sempurna. Very recommended untuk Agan yang baru putus sama mantan, dijamin bakalan cepat move on. Teeett, teeeett, kenikmatan saya seketika buyar, untaian tugas telah memanggil melalui klakson mobil jemputan.
Gambar: Doc. Pribadi Pembagian nasib (tiket pesawat-red) |
Saya dan tim melanjutkan perjalanan menuju kota Bitung, tempat dimana tugas harus ditunaikan. Sepanjang perjalanan terlihat tatanan kota yang bersih dan hijau. Dari kejauhan terlihat dataran tinggi yang rimbun dan memesona. Sepanjang perjalanan saya menggali informasi tentang tempat wisata dan kuliner khas sulawesi melalui 'Bapak Penjemput'. Saya saling lirik dengan teman saya, kami kompak membuat daftar tempat dan makanan yang harus diwujudkan pada saat weekend. Daftar tempat dan makanan ini menjadi motivasi menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan berkualitas. Maklumlah, kalau para bujangan mulai mencari kesenangan, kalau sudah ada maunya, batu karang pun dihadang. Monggo disimak keseruannya!.
Bubur Manado
Tidak butuh waktu berlama-lama, berkat bujukan maut salah seorang teman saya, di hari kedua kami berhasil mencicipi 'Bubur Manado'. Menurut saya, makanan ini cukup sehat dikonsumsi karena mengandung banyak sayuran hijau seperti kangkung, bayam dan kacang panjang. Cocok untuk dikonsumsi oleh orang yang takut kolesterol tinggi. Makanan khas Minahasa ini memiliki aroma yang wangi, tetapi hati-hati, jangan langsung disantap, karena saat dihidangkan, bubur manado masih dalam kondisi panas. Aroma wanginya berasal dari wangi daun kemangi. Selain itu, ada pipilan jagung yang menjadi pengeyang perut. Bagi agan yang terbiasa makan dikit, lebih baik minta dikurangi sedikit porsinya, karena bubur manado rata-rata dihidangkan dalam porsi jumbo.
Gambar: Doc. Pribadi Bubur Manado |
Selain bubur manado, kami juga menikmati nasi kuning, aneka ikan dan kue klapertaart. Nasi kuningnya berbeda dengan daerah lain, karena memiliki ciri khas tambahan irisan ikan cakalang dan daging sapi. Setiap malam, kami menikmati aneka olahan ikan. Menu ikan favorit saya adalah ikan cakalang yang diasapi (fufu) dan rica-rica. Selain itu, di hari-hari terakhir menjelang kepulangan kembali ke Jakarta, kami sempat mencicipi kue klapertaart, yaitu kue yang gurih dan lezat dengan dominan rasa kelapanya.
Pulau Bunaken
Belum afdol kalau ke Sulawesi Utara tidak singgah ke Bunaken. Yo ai, saya tidak menyia-nyiakan momen tersebut, di salah satu weekend, saya berhasil menjajaki Pulau Bunaken. Dari pelabuhan Manado ke Pulau Bunaken membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam enam puluh menit dengan speedboat. Jika Agan ingin berkunjung ke sini, saya sarankan rame-rame agar bisa share cost, karena biayanya lumayan mahal.
Awalnya berkeliling dengan kapal yang lantainya kaca untuk melihat pemandangan bawah laut yang indah. Ikan-ikannya berenang berkelompok seolah menggoda untuk turun. Saya dan teman-teman tidak berlama-lama di sesi ini, dua puluh menit sebelum waktu habis, kami request agar langsung menyelam. Kapal kemudian diarahkan ke tepian menuju tempat penyewaan pakaian menyelam.
Kemudian, saya mencoba menjalin silaturahmi dengan ikan-ikan dan terumbu karang. Ikan-ikan di Bunaken doyan cemilan, jadi mudah sekali mengajak ikan-ikan untuk selfie bareng, cukup dengan memberi roti atau kue, langsung disamperin. Pemandangan bawah laut yang begitu memikat membuat saya lupa diri, untung saja saya membawa tour guide yang selalu mengingatkan batasan waktu agar pulangnya tidak kemalaman. Untuk hasil photo yang memuaskan, silahkan membawa kamera bawah laut ya.
Gambar: Doc. Pribadi
Bunaken
Perjalanan masih terus berlanjut, saya juga sempat mengunjungi Waruga Sawangan yang terletak di Minahasa Utara. Waruga ini sejenis pemakaman khas budaya Minahasa. Bentuknya secara umum terbagi dua bagian, bagian atas yaitu berbentuk segitiga yang berfungsi sebagai penutup dan bagian bawah berbentuk persegi panjang yang di dalamnya terdapat ruang. Konon katanya, waruga ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang berstatus sosial tinggi. Untung saya pergi ke waruga pada siang hari, sehingga suasananya tidak begitu mencekam ala 'uka-uka'. Tetapi tetap saja tidak berani berlama-lama di sana.
Gambar: Doc. Pribadi Waruga Sawangan Minahasa Utara |
Bukit Kasih
Sulawesi Utara terkenal sebagai provinsi yang memiliki toleransi beragama yang tinggi. "Torang samua basudara" ("Kita semua bersaudara") merupakan slogan yang dimiliki oleh warga Sulawesi Utara. Tugu yang terletak di pintu masuk Bukit Kasih mengukirkan penggalan ayat-ayat dari kitab suci beberapa agama di setiap sisi tugu. Di Bukit Kasih terdapat lima rumah ibadah untuk masing-masing agama, yaitu Katolik, Protestan, Islam, Budha dan Hindu.
Saya sarankan cek fisik terlebih dahulu sebelum mengitari Bukit Kasih, karena untuk menikmati kawasan Bukit Kasih ini, terdapat tantangan medan pendakian maupun turunan yang cukup panjang dan berliku. Saya agak merasa malu dengan warga sekitar yang berjualan di sana, sebagian besar ibu-ibu, katanya bisa turun naik sekitar tiga kali atau lebih dalam sehari. Saya baru sekali menaiki bukit sudah ngos-ngosan, belum lagi memikirkan turunnya. Sesampai di puncak bukit, saya harus reload tenaga dulu dengan selonjoran, minum dan makan cemilan selama beberapa menit.
Gambar: Doc. Pribadi Bukit Kasih Manado |
Seru kan, Gan?. Memang kerinduan kadang melanda dan memanggil untuk kembali ke Sulawesi Utara. Kota yang banyak wisatanya, indah, damai dan ramah untuk dikunjungi. Saya selalu mengecek harga tiket pesawat dengan praktis dan gampang melalui Skyscanner dan berharap ada waktu dan harga yang tepat menghampiri. Sehingga, saya bisa kembali berkunjung ke Manado. Atas saran dari teman saya, saya mengaktifkan fitur "Dapatkan Info Harga" di Skyscanner, sehingga setiap ada update harga ke daerah tujuan, saya akan mendapatkan email notifikasi dari Skyscanner.
Gambar: Skyscanner.co.id Pencarian Tiket Pesawat |
Salam Traveller,
Abu Athar
"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ID Corners dan Skyscanner"
Labels:
Coretanku,
Travelling,
Wonderful Indonesia
Thanks for reading JEJAK KERINDUAN DI SULAWESI UTARA. Please share...!
16 Comment for "JEJAK KERINDUAN DI SULAWESI UTARA"
Wawww bunaken kapan ya bs kesana?
Foto2nya bikin ngiri..
Boleh tuh skyscanner bwt cek harga pesawat buat traveling
Ayuks gan,, nyasar aja ke manado,, harga tiketnya harus di plototin kadang ada promo murah bolak balik..
aih, bunaken memang idaman. kapan ya bisa ke sana?
semoga tercapai ya sis
Yg indah-indah jauh dr jakarta
pengen k jogja aja belum sempet2
apa lagi ke bunaken
semoga bisa kesana suatu hari nanti
Kayaynya kalau ke Menado, saya mau puas-puasin makan klappertaart :D
Jogja jg blum puas nih gan,, pngen ksana lg
Diborong sist,, wkwk
Semoga suatu saat bisa ke Manado dan berkunjung ke tempat-tempat tersebut
Bulan depan insyaallah mau ke Sulawesi, mangkanya butuh info yang banyak tentang daerah ini
Aaamiiin
Wuihh,, Sulawesi mana sis?
Bunaken kalo snorkeling aja kliatan gak kak terumbu karang & ikan2nya?
Kelihatan sis,, airnya jernih kok
Lidah saya lekat sekali dengan makanan dari utara. Ibu saya asli Gorontalo, makanannya mirip dengan Sulawesi Utara, ya dulunya Gorontalo kan provinsi Sul Ut hehe.
Senang sekali saya pernah dikirimin cakalang asap dari sodara di Manado. Enak, waktu itu dimasak santan :)
cakalang nya memang lekat di lidah,, nasinya bsa nambah terus
Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]