KEARIFAN "NASI GORENG PATAI" PADANG - Sisi Lain Young Engineer KEARIFAN "NASI GORENG PATAI" PADANG

KEARIFAN "NASI GORENG PATAI" PADANG

Warga Indonesia paling tahu dengan makanan yang bernama nasi goreng, terutama bagi orang yang pernah mengalami masa-masa 'anak kos' yang kesepian di pengasingan, nasi goreng pasti menjadi pelarian mengisi lambung saat bosan dengan rutinitas makan nasi dan lauk. Makanan yang satu ini menjadi favorit karena mudah ditemukan dimana-mana.



abuathar
Sumber Gambar: Doc. Pribadi (Basecamp HMM FTUA Jabodetabek)




Nasi goreng terpampang genit hampir di setiap daftar menu makanan restoran, dari jenis restoran bintang lima sampai dengan restoran berbintangkan bintang di langit. Bagi para jomblo milenial, nasi goreng juga menjadi teman setia saat nongkrong di cafe, sebagai penutup luka menyaksikan milenial berpasangan yang menebar kemesraan secara over di depan matanya. Menahan diri saat melihat pasangan kasmaran 'lope-lope' yang suap-suapan seperti dua orang yang baru ketemu setelah 14 tahun terpisah jarak antara Monas dan Eiffel.



#Kayak pernah denger gitu deh..
#Ssst,, diem, berisik
#iya.. iya



Nasi goreng juga tersaji merakyat di warung-warung kaki lima, tempat pertemuan dengan si Dia  walaupun akhirnya penantian cinta tak berbalas. Nasi goreng sering juga dijajakan penuh rindu oleh 'mamang ngider', melewatkan kehadirannya semalam saja, bagaikan menahan kerinduan akibat terpisah ratusan purnama lamanya.



#Tuh tuh.. kayak pernah denger lagi.. 
#Jangan berisik napa
#hmm.. iya



Mantan Presiden Amerika, Barrack Obama juga punya kenangan tersendiri dengan nasi goreng. Beliau pernah menyebut nasi goreng sebagai salah satu makanan favoritnya, hal itu diungkapkan di salah satu pidato kunjungannya di Indonesia. Romansa ini bukan hanya terucap di bibir semata, Pak De Obama membuktikannya saat kunjungan liburan beliau ke Yogyakarta. Pak De memesan nasi goreng dengan penuh percaya diri.



Jadi, para milenial jangan pernah merasa malu makan nasi goreng. Anggap saja sebagai motivasi diri untuk menjadi Presiden kayak Pak De Obama, hehehe. Saya pribadi sih bangga sering menjadikan nasi goreng sebagai salah satu makanan favorit saya, dalam seminggu minimal satu kali pasti saya menyantap nasi goreng sebagai makan malam. Saya lebih memiliki kebanggaan menikmati santapan nasi goreng yang merupakan kuliner khas Indonesia daripada 'motoran' ala-ala anak muda berjaket jeans yang hobinya tawuran sama anak sekolah lain.



#Tuh tuh.. ada lagi.. 
#Makan nasgor yuk, Bro.. di pangkalan depan..
#Ayuks aja klo di traktir mah
#Ayuks, tambahin dua puluh rebu ya
#Itu mah bukan nambahin, Lu nyuruh gue yang bayarin
#Hahaha, gurau je tu, ayuk lah jangan ambekan kayak perawan gitu
#Bayarin
#Iya, bawel, ni saku kiri-kanan penuh
#Duit?
#Kagak, Bon utang
#Serius gag ni?
#Hahaha serius donk



Nostalgia sedikit nih, di kota kelahiran dan tumbuh kembang saya, yaitu Padang Kota Tercinta, menu nasi goreng disajikan dengan rasa yang sedikit berbeda. Dengan varian topping pete atau petai, nasi goreng ini terkenal di seantero negeri dengan nama "Nasi Goreng Patai". Rasanya berbeda dengan nasi goreng pete di daerah lain, karena disajikan dengan bumbu pedas khas Minangkabau, dengan menggunakan 'lado' (bahasa Minangkabau dari cabe) dan 'parakaik bumbu' (istilah Minangkabau, artinya rempah pilihan) yang tumbuh asli di tanah Minangkabau.



#Rancak Bana, aa
#Taunya itu doank ya Gan?
#Lamaknyo, tambuah ciek
#Skip yaa, belajar bahasa daerahnya ntar sesi tersendiri



'Nasi Goreng Patai' khas Minangkabau ini penampakannya berwarna kemerah-merahan, nasinya jenis pera, bukan pulen, sehingga terurai dengan indah di piring saji. Wewangian rempah yang bercampur dengan aroma pete menjadi penggugah selera makan. Terkadang juga disajikan dengan campuran seafood seperti udang, cumi, dan lain-lain yang menambah kenikmatannya.



#Tambuah ciek.. nasi goreng patai.. ciek.. ambo..
#Berisik ah..
#Maaf Gan, kebawa suasana,, lanjutin dah



Penyajiannya yang 'fresh from oven' juga menambah kepastian rasa, serta adukan yang merata oleh tangan 'Uda' (bahasa Minangkabau dari Abang) atau 'Uni' (bahasa Minangkabau dari Kakak Perempuan) memberikan keseragaman rasa dari suapan pertama sampai suapan terakhir. Tingkat kepedasan yang khas dari cabe asli Minangkabau dihadirkan secara tegas tanpa harus menebak-nebak tingkatan levelnya. Pastinya, tidak sesulit menebak kelanjutan kisah Cinta si Doel yang bingung memilih Mpok Jaenab atau Sarah.



#Tambuah ciek Uni.. Uda.. Teet.. awak si Doel... aaa...
#Apa sii, berisik banget
#Dari tadi bahas nasgor apa bahas pilem?
#Udah minum dulu sana, gue bikinin kopi, ngupi napa ngupi, ribut bae
#Wokey, makasi yak



Ada satu hal yang harus diingat, jangan mentang-mentang makanan ini berasal dari Padang, cara makannya menyerupai Nasi Padang, yaitu menggunakan tangan. Jangan loh yaa, apalagi bagi yang punya ide menggunakan sedotan dan sekop, pliss don't do that, tetap disarankan menggunakan sendok saja seperti biasanya.



abuathar
Sumber Gambar: Doc. Pribadi (Basecamp HMM FTUA Jabodetabek)




#Baru aja mau nyewa Buldozer buat makannya
#Selow kali
#Elu sih mancing-mancing
#Sensi amat sii dari tadi.. makan udah.. ngopi udah.. masi aja sensi
#Permen ada ngga?
#Ada
#Mana?
#Di warung, sono beli sendiri
#Uuuuw...



Setidaknya ada tiga alasan kenapa saya memilih 'Nasi Goreng Patai' sebagai makan favorit saya, antara lain:

Eng.. Ing.. Eng..



Pertama karena laper, kedua karena ngga bisa masak, ketiga karena sering ngga beli alias ditraktir

1. Harga Bersahabat

Di kota Padang ataupun kota lain, nasi goreng menjadi favorit pasti rata-rata karena harganya yang terjangkau. Apalagi jenis makanannya karbohidrat, jadi masih mewakili rutinitas makan sehari-hari. Kisaran harga 'Nasi Goreng Patai' sekitar 10.000 s.d. 20.000 per porsi (versi warung). Kalau ditinjau dari masalah harga, 'Nasi Goreng Patai' dapat menjangkau hampir semua segmen umur dan kondisi ekonomi. Walaupun sering hangout makan 'Nasi Goreng Patai', dijamin tidak akan bikin kantong jebol, kecuali habis makan kantongnya diisi batu bata. Nah, itu baru mungkin perlu diperiksakan otaknya ke dokter jiwa.



2. Aroma dan Rasa Pete yang Wangi, Pait-pait manis, Crunchy

Sebenarnya, saya bukan penggemar pete, namun saya hanya merasakan sensasi lain saat nasi goreng dicampur dengan pete. Menambah wangi pastinya, selain itu rasanya yang 'pait-pait manis' dan tekstur yang crunchy membuat nasi gorengnya menjadi nikmat dan sedap. Rasanya renyah kayak liat Aura Kasih di film Arini. Renyaaaaah abiiis.


3. Suasana Makan yang penuh Petuah dan Sharing

Ini yang paling dirindukan, suasana makan di warung 'Nasi Goreng Patai'  penuh dengan petuah dan sharing. Saya tidak harus kenal dengan orang yang satu meja makan dengan saya untuk dapat memulai cerita. Rata-rata orang Minangkabau, bapak-bapaknya sering bercerita pengalaman hidupnya dengan menyelipkan petuah-petuah kepada siapa saja yang tertarik menjadi lawan bicaranya. Menurut saya, hal ini positif sih, mendapatkan rasa kenyang sekaligus petuah kehidupan. Rata-rata mereka bercerita tentang kisah hidupnya bertani, berwirausaha atau bekerja diperantauan sebagaimana mayoritas pilihan hidup orang di Minangkabau.



Jika perginya dengan teman seumuran, warung akan berubah menjadi tempat diskusi yang seru mengenai masa depan, perjuangan sekolah atau kuliah, cita-cita atau apapun yang dibutuhkan saat itu. Dan yang paling penting, jauh dari membicarakan orang lain. Kalau saya dan teman-teman kuliah paling sering bahas adalah kalau lulus kuliah mau merantau ke Jakarta atau Batam. Jangan tanya sejarahnya yaa, penjelasannya panjang soalnya. Wkwkwk.



abuathar
Sumber Gambar: Doc. Pribadi (Basecamp HMM FTUA Jabodetabek)




#Sapa juga yang mau tanya
#Ya kali aja ada
#Hmmm, kepedean
#Yee,, kan lebih baik ge-er daripada minder
#Serah lu dah
#Widih yang ngidam permen, masi sensi aja
#Bodo



Nasi goreng di setiap daerah memiliki varian bentuk, rasa dan kearifan tersendiri. Selain sudah diakui dunia sebagai makan terbaik dari segi rasa dalam The Best Food in CNN’s World’s 50 Best Foods (Sumber: https://www.c2live.com/lomba-blog-nasi-goreng-travelingyuk/), ada sisi positif kearifan lokal, baik tersurat maupun tersirat yang perlu dilestarikan. Siapa yang melestarikan? Pastilah, para pemuda dan pemudi. Kenapa? Karena generasi muda sekarang adalah aset di masa depan, dan juga merupakan perpanjangan tangan orangtua saat ini untuk menyampaikan ke anak dan cucu di generasi selanjutnya.



Kuliner nusantara semakin kaya dengan adanya varian bentuk, rasa dan kearifan lokal masing-masing dari nasi goreng. Potensi ini harus mampu kita wujudkan menjadi potensi wisata. Bukan hanya wisata kuliner tapi juga wisata budaya dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang terkandung di setiap proses persiapan, pembuatan dan menikmatinya.



Salam Rasa,
Abu Athar
Labels: Artikel, Coretanku, Nasi Goreng, Travelling

Thanks for reading KEARIFAN "NASI GORENG PATAI" PADANG. Please share...!

14 Comment for "KEARIFAN "NASI GORENG PATAI" PADANG"

Saya belum pernah makan nasi goreng patai, nggak doyan patainya. Lain kali deh dicoba siapa tahu nagih :p

Nasi gorengnya beda ya dengan nasi goreng biasa. Jadi pengen coba.

Duh, ngiler secara doyan petai..hehe..penasaran banget sama nasgor orang Minang...rasanya kira-kira seperti apa, ya?

Maaaf bro, kebetulan aku kurang suka patai. Jadi semua yang baebau patai, sedapat mungkin aku hindari.

Lain cerita kalau nasi goreng, semua nasi goreng kecuali ada petainya, aku pasti bisa makan.

Kalau di rumah, pas kangen aku suka masak nasi goreng mentega. Bumbunya sederhana, cuma bawang merah, bawang, putih, irisan cabe rawit, dan of course mentega ya.
Sebagai pelengkap aku kasih, irisan tomat segar, taburan bawang goreng dan kerupuk. Mantap jiwa!

Ayo dicoba sista,, pesan yg pedes level omongan tetangga

Padahal mau dipaketin lo,, wkwkwk

Aduh jadi oengen nyobain nasi goreng Patai nya...

nasi goreng salah satu makanan favorit nih, jadi tau kalau di Padang ada yang khas yaitu nasi goreng patai, jadi penasaran sama rasanya. Suatu hari nanti semoga bisa nyicip dah

Nambo cie lah kak enak ini rasanya apalagi pake ikan asin apa teri gtu

Ikan asin dan teri yg kriuk,, sedap bgt sis

Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]

Back To Top