Luka di hati bagaikan gas, menempati seisi ruangnya, tak menyisakan kekosongan bahkan untuk satu satuan kubiknya, selalu meniupkan kebencian dan terkadang membekukan hati menjadi dendam. Kelukaan butuh waktu untuk menghadirkan rasa maaf, pertimbangan akal sehat dan nurani bertarung di langit semu di antara cinta dan benci. Beribu memori dan prasangka menghiasi alunan pemikiran.
Ketakutan menghadapi kelukaan yang sama yang mungkin akan terjadi lagi hadirkan trauma, wajar, namun tidak harus ditingkatkan melainkan semampunya diminimalisir, bahkan dihapuskan. Trauma hanya akan mengurangi semangat dan membawa diri menuju keputusasaan yang mengikis kebahagiaan hidup secara perlahan. Mendatarkan suasana, namun tidak menghadirkan ketenangan, bahkan menciptakan kerisauan yang terpendam. Hati dan pikiran selalu membayangkan dan dibayangi masa lalu. Menusuk-nusuk di hati dan otak, merubah warna kehidupan yang seharusnya cerah menjadi kelabu, jadikan hidup serasa tak bermakna. Runtuhkanlah benteng trauma sebisa mungkin. Meskipun haus mengorbankan seutuhnya perasaan masa lalu yang terpahat di hati. Namun, yakinlah, setelah semua habis, kau akan temui kembali warna dan makna kehidupanmu yang tertutup awan kelukaan masa lalu. Luka masa lalu harus mampu dimaafkan agar terlepas dari bayang-bayangnya dan bebas dari berbagai prasangka yang akan muncul kemudian, tidak harus dilupakan, namun jadikan pelajaran untuk menantang masa depan. Jangan hanyutkan diri di masa lalu, namun hanyutkanlah masa lalu ke dalam diri seiring perputaran waktu.
Dengan meruntuhkan benteng trauma berarti kau telah menyelamatkan diri dari jurang luka tanpa ujung, kelam dan menakutkan.
Labels:
Coretanku,
Petuah Manusia Sepi
Thanks for reading Meruntuhkan Benteng Trauma. Please share...!
0 Comment for "Meruntuhkan Benteng Trauma"
Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]