Wanita memang indah, saking indahnya, banyak lelaki yang rela berkorban untuk bisa memiliki dan melirik hati wanita pujaannya. Jika diibaratkan pada bidang astronomi, wanita bagaikan sekuntum bunga yang tumbuh mekar di permukaan rembulan, dan lelaki bagaikan seorang astronot yang berusaha keras merakit roket agar bisa mencapai bulan untuk memetik bunga tersebut. Tetapi, bagi gue wanita hanyalah racun dunia. Wanita bisa membunuh lelaki dengan ancaman perasaan. Gue udah seringkali disakiti dan merasa sakit oleh wanita. Oleh karena itu, gue bisa menyimpulkan pernyataan gue, pengalaman gue lah yang membuktikannya.
Gue totalnya telah dua belas kali nembak cewek. Dari sekian banyak cewek yang gue tembak, cuma tiga kali gue ditolak. Selebihnya, delapan kali gue gagal bertemu dengan para do’i dan satu kali gue diterima. Satu-satunya cewek yang nerima cinta gue, ujung-ujungnya nyakitin gue juga. Gue cuma dijadiin pelarian cintanya. Hati gue serasa hancur, layaknya mobil yang nabrak tiang listrik trus ketimpa tiangnya dan berujung dengan ledakan yang sukses. DUARRRR.
Sebelum gue nembak cewek, hal yang pertama kali gue lakukan adalah melakukan konsultasi kepada teman-teman gue. Bagi gue, teman adalah teman yang terbaik untuk saling berbagi dan mencurahkan segala permasalahan. Namun, banyak di antara mereka menyuruh gue buat ngenunda, ngebatalin bahkan melupakan niat gue itu. Gue pantang menyerah, niat gue udah bulat, gue melangkah sendirian ke “Medan Cinta”. Gue hanya bermodalkan rasa percaya diri dan naluri kegantengan gue.
Satu dari tiga cewek yang pernah nolak gue, sempet bikin gue berkesan. Ketika dua yang lainnya lansung menolak dengan alasan yang sejujur-jujurnya, yaitu para do’i ILLFEEL ngeliat gue. Tetapi, do’i yang satu ini, Dini namanya, do’i malah menolak gue dengan lembut dan manis.
“Yusuf, Maafin Dini. Dini gak bisa nerima cinta kamu.”
“Kenapa, Din?”, tanya gue penasaran.
“ Dini punya penyakit kanker stadium akhir, umur Dini udah gak lama lagi, Yusuf”, ucapnya berlinangan air mata.
Gue jadi terharu dan ikut menangis mendengar hal itu, sedikit demi sedikit air mata gue berjatuhan. Dini pun pergi ninggalin gue dalam keadaan lemah.
Kalo gue simpulkan sendiri, secara tidak langsung do’i bilang, kalo saja do’i gak punya penyakit kanker stadium akhir,pasti aja do’i dah nerima gue. Do’i mungkin hanya gak pengen membuat orang lain kecewa di akhir hayatnya. Tapi, anehnya ampe saat ini, tiga tahun setelah kejadian itu berlalu, do’i terlihat sehat dan berseri-seri aja.
Gue paling sering gagal nembak cewek, setiap kali gue ajak janjian, para do’i undangan gak satupun pernah datang. Waktu itu sih gue prasangka baik aja. Mungkin do’i ada keperluan lain yang lebih penting. Gue nungguin kurang lebih lima jam, ampe “Kembang Cinta” gue layu dengan sendirinya. Gue melangkah pulang dengan hati lusuh. Anehnya, saat gue lewat di depan rumah do’i, gue ngeliat do’i lagi santai di depan rumahnya sambil baca buku dan dengerin sesuatu dari headsetnya. Sebegitukah kenyataannya?, gue gak percaya ternyata para do’i ngindarin gue.
Gue adalah orang yang selalu belajar dari pengalaman. Penembakan selanjutnya, gue langsung mendatangi para do’i ke tempatnya. Namun, “Dewi Cinta” tidak memihak pada gue dan tidak merestui niat tulus gue. Lagi-lagi gue gagal. Ketika gue manghampiri tempat para do’i berada, gue gak menemukannya. Layaknya razia Pamong Praja yang telah bocor dan ampe ke kuping para bencong, sehingga para bencong memutuskan untuk menunda atau membatalkan operasinya. Para do’i seolah-olah menganggap gue bagaikan virus HIV/AIDS, yang harus dihindari. Para do’i rela gak makan ke kantin, rela gak ikut pelajaran di kelas dan sebagainya, agar tidak ketemu ama gue.
Dari sekian banyak gue nembak cewek, satu kali gue diterima. Walaupun do’i haya menjadikan gue pelarian cintanya, gue sempet nikmatin indahnya pacaran. Kurang lebih lima hari gue jadi tukang ojek antar jemput do’i ke sekolah.
Tapi, kegagalan kali ini membuat gue serasa sakit banget. Di hari kelima, gue ngeliat do’i jalan bareng lagi ama mantannya. Bahkan mereka berjalan menghampiri gue.
Yusuf , Noni mrasa bsalah ama qmu...
Tp hrz di omngin, Noni udah balik lagi ma Bram..
Maaf yah...!
Do’i mutusin gue lewat sms. Sebegitu gampangnya do’i mempermainkan perasaan gue. Sungguh teganya. Itulah gue, lelaki yang selalu mengalami nasib sial atas kisah cinta.
Apakah gue harus mandi kembang tujuh rupa untuk menghapus kesialan ini, membuang jauh kesialan ini dari tubuh gue. Ataukah gue harus mengirim sms ke Ki Joko Body dengan format REG(spasi)PRIMBON dan gue kirimkan ke nomor 5444, dengan tarif 2000 per sms. Gue gak percaya ama ramalan Primbon Ki Joko Body, karena Ki Joko Body bukanlah seorang playboy yang dengan mudahnya menaklukkan hati wanita. Jika dibandingkan dengan AA’ Jimmy, Ki Joko Body gak adanya apa-apanya, AA Jimmy bahkan lebih bisa menaklukkan hati wanita dengan mudahnya. Betul, Tidak?..
Hal ini semua yang membuat gue sangat membenci wanita. Gue bahkan berniat untuk balas dendam. Gue pengen seorang cewek ngerasain betapa sakitnya dipermainkan. Gue bakal bikin do’i sakit hati kuadrat.. Rencana ini gue kasih nama “RENCANA KELAPA MUDA”. Itung-itung sebagai obat atas sakit hati yang gue alami. Daripada gue harus menahan sakit ini terlalu lama, dan menjadi penyakit bagi gue.
Sakit mencret yang gue alami tiga bulan belakangan, telah membuat gue sangat menderita. Gue gak bisa bayangin apa jadinya gue jika sakit ini harus di tambah dengan sakit hati.
“Tati, maen yuk!”, ajak gue.
“Ngapain?”
“Ke taman kompleks yuk!!. Gue traktir makan dech!!”
Sesampainya di taman kompleks. Gue perlakukan Tati seperti seorang Putri Raja. Sebelum do’i duduk, gue ngebersihin dulu bangkunya. Kalo aja waktu itu do’i ngadu ke gue bahwasanya do’i pengen kentut, mungkin gue bakal cariin kantong buat menampung angin sang “Putri Raja” tersebut. Tapi sayangnya, Tati kalo kentut memamg gak pernah bilang-bilang. Bahkan wajahnya sangat lugu untuk menyembunyikan kentutnya, saat tiba-tiba kita mencium bau kentut ketika bersamanya.
Gue pesan semangkok ekstra pedas dan gue kasih ke do’i. Gue ketawa-ketawa kecil aja dalam hati saat ngeliat do’i mangap-mangap makannya. Kalo aja gue seorang kartunis, gue mungkin bakal menggambarkan bentuk wajah do’i dengan warna merah nyala, mata keluar,mulut menganga, dan pada lobang telinga dan idungnya keluar asap menggepul.
“Yusuf, minumnya donk”, ucapnya
“Gak”
“Keselek neh,Please!!”
“Gini aja. Gue punya es kelapa muda. kalo loe ambil berarti lu mau jadi pacar gue.”, ucap gue penuh siasat.
Terkesan sedikit pemaksaan yang harus diterima dengan lapang dada. Secara, do’i keselek gitu. Saat itu, do’i Cuma punya dua pilihan, mati kepedasan atau memilih menjadi pacar gue. Mas Yono menjadi saksi mata saat itu beserta seperangkat alat ke”pangsit-annya”. Mas Yono senyum-senyum aja, entah dia ikut bahagia atau dia sedang nunggu bayaran dari gue.Gue udah janji ke Mas Yono bakal ngebayar tiga kali lipat, kalo rencana gue berhasil.
Keesokan harinya, gue ngajakin do’i nonton bioskop.
“Ntar sore nonton yuk!!”, ajak gue.
“Ocre dech, say”, ucapnya setuju.
“Jam tiga, yah, ONTIME!”, tambah gue.
Gue sengaja gak datang sorenya. Gue tidur siang aja di rumah. Malamnya Tati ngedatangin gue sambil marah-marah.
“Kamu kurang ajar, Yusuf. Aku udah nungguin Kamu dua jam,Tau?”
“Iya yah. Mau aja gue kerjain”
“Jadi Kamu sengaja yah. Nyesel aku dah milih Kamu”
“Gue bohong lagi cinta ama loe”
“Kamu,Kamu...”,
Belum sempat do’i meneruskan kata-katanya. Ia pun berjalan meninggalkan gue. Gue menjadi merasa bersalah “super dalam”. Kayaknya permainan gue kelewatan. Perasaan emang gak seharusnya menjadi mainan. Dan yang paling gue sesali, ternyata Tati begitu menyayangi gue. Gue emang bodoh. Gue gak pernah bisa membaca hati seorang wanita. Oleh karena itu gue selalu gagal dalam mencintai seseorang.
Aku mencintai bayangan di seberang lautan
Walaupun tak pernah mampu untuk kurengkuh
Tak pernah mampu untuk kulihat dan kudengar dengan jelas
Tapi aku berjanji aku akan mencintai setulus hati
Aku mencintai ilusi di puncak gunung
Walaupun tak pernah sanggup untuk kudaki
Penuh rintangan dan halangan
Tapi aku mencintai sepenuh hati
Aku mencintai fatamorgana di padang pasir
Walaupun takpernah nyata di hidupku
Slalu dustai mataku
Tapi aku mencintai dengan kesabaran hati
Aku tau
Aku hanya mencintai semu
Tapi aku mencintai dengan kejujuran hati
Gue gak tahu siapa yang bakal gue temukan sebagai cinta sejati gue, cinta gue hanya khayalan sekarang. Tetapi, semua itu gak bakal membuat gue depresi. Gue gak bakal memutuskan untuk bergabung dengan ikatan pemuda homo, karena bagaimanapun, lelaki takkan sanggup hidup tanpa wanita. Wanita adalah pelengkap hidup lelaki.
0 Comment for "Kelapa Muda"
Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]