Ditendang Dari Langit - Sisi Lain Young Engineer Ditendang Dari Langit

Ditendang Dari Langit


Embun pagi menyelimuti di seluruh wajahku. Perlahan kuangkat kelopak mataku. Berat sekali untuk bangun, namun terpaan dingin pagi tidak seperti biasanya. Pagi ini dinginnya sungguh menyiksa dan tumpuan tidurku terasa begitu keras. Saat bola mataku perlahan mampu menangkap gambaran dengan jelas, aku terkejut. Aku berada di suatu tempat yang tidak kukenali. Kumelihat sekeliling dan yang kudapati hanya hamparan padang pasir yang luas. Aku dimana??.

#Gan, lu ngapain?
#Udah, diem, gue lagi nge-fiksi.
#Okey, lanjut anak muda.

 

Entah apa kesalahan yang telah kuperbuat. Entah ujian apa yang sedang kulalui. Aku bahkan tidak pernah tahu, untuk alasan apa aku di sini. Kuberlari sambil berteriak. Aku memanggil hamparan langit luas di atasku. Di sanalah seharusnya aku berada, kucoba untuk terbang, namun aku tak mampu. Aku menjadi begitu lemah di sini. Apa yang terjadi padaku?.

#Oh, ceritanya lu jatoh dari langit, gan?
#Lu gag ganggu konsentrasi bisa gak?
#Okey, lanjut anak muda.

 

Kuberbicara pada langit. Langit tak mendengar. Aku mulai lelah dan menyerah. Tak ada apa-apa di pikiranku saat ini, hanya keinginan untuk kembali pulang.

#Kurang kenceng kali, gan ngomongnya.
#Ah, elu, berisik banget deh, salah skenario gue ntar.
#OH,, maapkeun anak muda.
#Lanjut gak ni?
#Okey, lanjut anak muda


Kutelusuri tempat itu satu persatu, kucoba mencari pintu untuk kembali ke langit. Tapi tak kutemukan. Gerimis pun datang di tempat yang sedingin ini dan tak ada tempat untuk bernaung. Aku tenggelam begitu dalam di kesendirianku.



Kemudian datang kepadaku dua orang yang mengaku penghuni tempat yang disebut 'Bumi' ini. Kuceritakan kebingunganku kepadanya. Mereka setengah percaya, namun tetap bersedia menolongku.

#Itu temen, kantor lu kan Gan?
#Iya, tapi di ceritanya, gue baru kenal.
#Oh, okey, lanjut anak muda.



Mereka menemaniku menelusuri tempat yang lebih jauh untuk mencari pintu menuju langit menggunakan mesin beroda empat. Namun hasilnya tetap nihil. Aku tak mampu lagi. Aku tak kuat lagi.


Tetiba aku teringat kepada sang Bidadariku di sana. Kucoba mengirim pesan melalui bunga abadi dan mengirimkan pelukanku ke langit. Hingga saat ini, aku terus menjalani kehidupanku di bumi sambil mencari alasan kenapa aku dibuang ke bumi. Aku berharap suatu saat nanti bisa kembali ke hamparan langit, dimana tempat seharusnya aku berada.

 

Nb: 
*Cerita di atas hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tokoh, tempat dan cerita itu adalah ketidaksengajaan. 
*Lokasi: Gunung Bromo - Jawa Timur.

Salam Traveller,
VM Atmanegara
Labels: Bromo, Coretanku, Jawa Timur, Surabaya, Travelling, Wonderful Indonesia

Thanks for reading Ditendang Dari Langit. Please share...!

8 Comment for "Ditendang Dari Langit"

Foto terakhir mantep banget tuh..
Itu gimana ceritanya temen kantor tapi baru kenal? Waha anak muda

foto terakhir itu.. mengenaskan banget... kok ada batu yang dicoret/dipahat dengan tulisan seperti itu? duh.... kelakuan pecinta alam... (mungkin bukan elo kali ya?)

itu kan skenario yg harus aku jalani dengan professional,, wuakak

itu bukan batu,, itu tanah,, jadi bisa buat belajar nulis gituh,,

"Aku memanggil hamparan langit luas di atasku. Di sanalah seharusnya aku berada, kucoba untuk terbang, namun aku tak mampu...."

Apalah ini, jadi ceritanya Ka Victor sejenis Nabi Adam yang diturunkan ke bumi, trus mendarat di hamparan pasir grgr diusir dari langit? Gitu? wkwk
Kenapa bisa ditendang dari langit? Wah, jangan-jangan kena pinalti grgr salah beli tiket kereta? *loh Hahhah...


Oke, aku akui itu fotonya keren banget! View-nya, yaaa.. Kalo lelaki yang difoto itu masih dipertanyakan kekerenannya. *Astaghfirullah, Nurri tega. Hahaa..
Yang ngambil fotonya pasti seorang photographer, ya? Iya, kan?! Ahh, aku hebat bisa tau ini! •○••

apapun lah nuy,, hahhahahaha,, namanya juga cerita sedeng,,

wah keren-keren ya.…… komentar-komentarnya. NGAHAHAHAHA

malah bacain komentar,, bukan postingan gueh,,
agan mau dilempar ke venus ?? wkwkwkwk

Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]

Back To Top