Sore, gan!!
Masih cerita dari Sulawesi Utara, gan.
Kali ini, agan-agan semua bakal saya ajak buat mengulang lagi pelajaran sejarah yang dulu agan dapat di bangku sekolah. Kalo ga suka bolos pas jam sejarah, pasti tau.
Tarrraaaa...
Yaps,, kata kuncinya adalah 'Waruga'.
Saya ambil tempat di "Cagar Budaya - Komplek Waruga Sawangan", terletak di provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa.
Waruga itu, gan, kayak sejenis kuburan atau makam. Tetapi tradisi waruga itu diterapkan oleh nenek moyang atau leluhur kita yang asli orang Minahasa.
----- ----- ----- -----
Ada banyak versi mengenai asal usul nama waruga, loh gan.- Ada yang bilang berasal dari kata “maruga” (bahasa Tombulu, Tondano, Tonsea) yang artinya “direbus”.
- Ada yang bilang berasal dari kata “meruga” (bahasa Minahasa Kuna) yang berarti “lembek” atau “cair”.
- Ada yang bilang berasal dari dua kata, yaitu “waru” yang berarti “rumah” dan “ruga” yang berarti “badan”. Jadi, waruga dapat diartikan sebagai “rumah tempat badan yang akan kembali ke surga”.
Katanya, gan, makam dibuat dari batu kemudian dipahat dan dibentuk menyerupai rumah khas orang Minahasa. Diprediksi merupakan salah satu warisan tradisi zaman megalitikum yang terus dipertahankan hingga kira-kira pertengahan abad ke-19. Dibuktikan melalui pahatan angka tahun pada beberapa waruga seperti: 1769, 1839, 1850 dan lain sebagainya.
Saya coba baca ukirannya dulu, gan..
Okeh gan, nyerah, ga bisa baca apapun..
#Makanya, jangan sok-sok an
#Iya, gan. Ane khilaf.
Waruga digunakan sebagai sarana pemakaman keluarga yang ditaruh di pekarangan atau di kolong rumah. Namun, tidak semua orang Minahasa Utara memiliki waruga. Hanya orang-orang yang mempunyai status sosial yang cukup tinggi saja yang memilikinya. Itu pun jumlahnya tidak terlalu banyak. Menurut catatan, di seluruh daerah Minahasa bagian utara, termasuk Kodya Manado, hanya terdapat sekitar 2.000 buah waruga yang tersebar di beberapa tempat seperti: Sawangan 142 buah, Airmadidi Bawah 155 buah, Kema 14 buah, Kaima 9 buah, Tanggari 14 buah, Woloan 19 buah, Tondano 40 buah dan lain sebagainya.
Secara struktur, Waruga terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
Nih, penampakannya gan,
#Udah ada di atas kali beroooh
#Iya, ga pa2, ulang lagi, biar afdol
Pas baru nyampe di sini, suasananya mencekam ganas gitu gan. Padahal hari siang terang benderang. Mungkin karena sunyi kali, gan. Kurang lebih setinggi saya gan batunya. Biasalah, tinggi ideal cowok, sekitar 165 cm. Bagian dalamnya itu kosong gan. Kata temen kantor yang orang sana, jenazah orang ditempatkan di dalam batu itu dalam posisi duduk.
Pas lagi mistis-mistisnya sama batu. Datanglah seorang Bapak-bapak menjelaskan tentang Waruga ini panjang lebar, gan. Ternyata Bapak itu pengelolanya, gan. Bapak itu membimbing saya dan kawan-kawan waktu itu ke museum yang terletak di depan komplek pemakaman.
Isi musemnya cuma sedikit sih gan, katanya sebagian udah dibawa ke museum di Manado. Beberapa barang berupa gelang, kalung dan senjata dipajang di lemari kaca. Infonya, itu barang merupakan barang-barang kesayangan sang almarhum yang ikut dikubur bersama empunya.
Kalo yang ini, poto ratu Beatrix dan beberapa tokoh dari negara lain yang pernah berkunjung ke Waruga Sawangan dan beberapa poto penyelenggaraan kesenian adat.
Masih ada beberapa spot-spot poto lagi sebenernya, gan. Tapi nyimpennya di hape temen kayaknya.
#Udah, bilang aja, kamera hape lu kalah canggih, terus elo minjem.
#Iya, pakde, ngaku deh,
Sekian dulu laporan dari Sawangan - Minahasa Utara.
Salam travelling,
VM Atmanegara.
Labels:
Artikel,
Coretanku,
Travelling,
Wonderful Indonesia
Thanks for reading Wonderful Indonesia: Waruga Sawangan - Minahasa Utara. Please share...!
4 Comment for "Wonderful Indonesia: Waruga Sawangan - Minahasa Utara"
Perlu ilmu khusus sib kalau mau baca tulisan yang ada di batu tersebut.
iya gan,, itu cuma aku sok-sok an aja,,
aaah, ingin traveling ke Minahasaaaaaa :(((((
Iya,, minahasa banyak lokasi yang bagus-bagus...
Terima kasih atas kunjungan Agan dan Sista.
Silahkan berkomentar dengan bijak dan santun.
[VM Atmanegara]